Monday 19 November 2018

Makalah Pola Hidup Sehat


   KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rosulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para pelajar. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu saya meminta masukannya demi perbaikan makalah saya dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
                                                                                                                                                            
Kragilan, 24 Agustus  2016

                                                                                                             Penyusun







DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2

BAB I    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
B.     Rumusan Masalah..................................................................................................................  3
C.     Tujuan..................................................................................................................................... 3

BAB II   ISI
A.    Hadits Tentang Pola Hidup Sederhana.................................................................................    4
B.     Penjelasan Hadits.................................................................................................................... 4
C.    Pertanyaan............................................................................................................................... 6
D.    Menyantuni Kaum Duafa Beserta Orang yang PantasDiberi Santunan.................................  7

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................   15





BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Setiap kaum muslimin dan muslimat selama ini senang berhura-hura dan berprilaku konsumtif. Saat ini mereka cenderung mengikuti hawa nafsu tanpa memperhitungkan bahwa itu perbuatan yang sia-sia dan merugikan. Untuk mengatasi perbuatan seseorang agar bernilai ibadah dan dapat mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat, maka dari itu pentingnya memahami dalil naqli dan aqli terutama dalam membentuk pola pikir hidup sederhana. Hidup sederhanan bukan berarti kita menjadi fakir, namun bagaimana kita bersikap tunduk atau tawadhu’ di hadapan Allah SWT.

B.     Rumusan  Masalah
1.         1. Bagaimana pandangan Agama Islam tentang pola hidup sederhana ?
2.         2. Mengapa kita sebagai seorang muslim dianjurkan untuk hidup sederhana ?
3. Bagaimana cara kita untuk mengaplikasikannya (pola hidu sederhana) dalam kehidupan sehari-hari ?
4.         4. Apa manfaat yang kita peroleh jika kita berpola hidup demikian ?

C.    Tujuan
          Adapun tujuan dasar dari penulisan ini adalah dalam rangka memenuhi nilai kognitif dan psikomotorik pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan untuk meningkatkan perilaku zuhud kita selama hidup di dunia fana ini melalui pendekatan dalil naqli dan aqli.

BAB II
ISI

1. Hadits tentang pola hidup sederhana

Hadits 1 :
“Dari Umar bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya ia berkata, rasulullah SAW bersabda : Makanlah dan minumlah, berpakaian, dan bersedekahlah, tanpa berlebihan dan tidak sombong.” (HR. Ahmad)
Hadits 2 :
“Dari Karimah al-Miqdad bin Ma’di kariba r.a, dia berkata, saya mendengar rasulullah SAW bersabda : Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah/bejana yang lebih buruk dari perutnya, sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup meneguhkan tulang rusuknya. Kalaupun dia harus mengisinya, maka 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman, dan 1/3 untuk bernafas.” (HR. Al Tirmidzi, Ibn Majah, dan Muslim)

2. PENJELASAN HADITS TENTANG  POLA HIDUP SEDERHANA.
Dalam Hadits ini Rasulullah menerangkan tentang sesuatu yang lebih buruk daripada mengisi perut dari sebuah bejana, yaitu mengisi perutnya dengan makanan sampai penuh. Dalam suatu riwayat mengatakan dari Aisyah r.a dari nabi Muhammad SAW beliau bersabda kepada orang yang minum dari bejana perak “seolah-olah api bergejolak di perutnya.” (HR. ahmad dan Ibnu Majah). Kemudian Allah berfirman dalam QS Al A’raf:31
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَايُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah yaitu buat menutupi auratmu di setiap memasuki masjid yaitu di kala hendak melakukan salat dan tawaf ,makan dan minumlah sesukamu dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).
Asbabun Nuzul ayat ini yaitu :
       Pada masa Jahiliyah, manusia yang mengerjakan haji hanya memakan makanan yang mengenyangkan      saja, tidak mengutamakan makanan yang dapat menambah gizi dan vitamin yang diperlukan oleh badan.       Dengan turunnya ayat ini, makanan dan minuman manusia itu harus disempurnakan dan diatur untuk              dipelihara kesehatannya. Dengan begitu manusia lebih kiat mengerjakan ibadat. (sumber : Tafsir/ Indonesia/    Jalalain/ Surah Al A’raaf ayat 31)

Larangan berlebih-lebihan itu mengandung beberapa arti, di antaranya:
1. Jangan berlebih-lebihan dalam makan dan minum itu sendiri. Sebab makan dan minum berlebih-lebihan dan melampaui batas akan mendatangkan penyakit. Kesehatan badan banyak hubungannya dengan makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang berlebih-lebihan membawa kepada kerusakan kesehatan. Lambung adalah sumber segala macam penyakit, maka dari itu Rasulullah memberikan anjuran yaitu sepertiga berisi makanan, sepertiga berisi air, dan sepertiga untuk bernapas. Jika lambung dalam keadaan penuh dengan makanan maka ia tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga kita akan mudah terserang penyakit,seperti kolesterol tinggi, kegemukan, dll. Kesemuaannya ini bisa terjadi bila dilakukan terus menerus atau keseringan, bahkan para sahabat Rasulullah pernah makan berulang-ulang di hadapan beliau hingga mereka kenyang. Sungguh Abu Hurairah r.a sendiri telah meminum susu di hadapan Nabi SAW, sehingga beliau bersabda, “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak melihat adanya mudharat baginya.” (sumber: HR Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari, bagian Al-Riqaq, bab Kaifa kana ‘aisy al-Nabi SAW. Diriwayatkan  pula oleh Imam Ahmad dalam musnadnya 1/408) .
Selain melarang berlebih-lebihan dalam makan dan minum, Allah juga tidak berkenan jika kita dalam keadaan kekurangan, atau lalai dalam mengkonsumsi apa yang dibutuhkan organ tubuh. Karena dapat menimbulkan anemia, melemahnya struktur otot dan massa tulang, serta melemahnya kekebalan tubuh.
Seorang Ibn Sina pernah berkata “Berkah dan Hikmah dari Allah tidak akan masuk ke dalam perut yang sudah penuh dengan makanan. Barang siapa sedikit makan dan minumnya, maka akan sedikit pula tidurnnya. Barang siapa sedikit tidurnya, maka akan terlihat jelas dan nyata berkah pada umur dan waktunya.”
2. Jangan berlebih-lebihan dalam berbelanja untuk membeli makan atau minuman karena 
    mendatangkan kerugian dan akhirnya akan menghadapi kerugian kalau pengeluaran lebih besar dari               pendapatan, akan menimbulkan utang yang banyak. Oleh sebab itu manusia harus berusaha supaya               jangan besar pasak dari tiang. 
3. Termasuk berlebih-lebihan juga kalau sudah berani memakan dan meminum    yang diharamkan Allah.  
3. PERTANYAAN
1)      Mengapa minum dari bejana perak tidak boleh ? sedangkan kehidupan Nabi-Nabi yang mewah dahulu seperti Nabi Sulaiman a.s yang makan dan minum dari bejana perak? Jelaskan!
Jawab : Nash hadits sudah jelas melarangnya begitu juga dengan ijma’ para ulama. Bejana di sini baik murni seluruhnya terbuat dari emas dan perak, atau dia mengandung emas dan perak atau bahkan yang bagian luarnya dilapisi dengan emas dan perak, kecuali hanya berupa tambalan. Setiap orang muslim harus mewaspadai apa-apa yang diharamkan Allah, tidak berlebih-lebihan, tidak boros dan bermain-main dengan harta. Jika dia mempunyai harta yang banyak dan rezkinya lapang, lebih baik menshadaqahkannya kepada fakir miskin. Nabi Sulaiman a.s tidak hidup di zaman Rasulullah SAW maka hukumnya belum berlaku saat itu. Sesungguhnya Allah Maha pengampun.
“Janganlah kalian minum di bejana emas dan perak, janganlah kalian makan di piring emas dan perak, karena emas dan perak itu milik mereka (orang-orang kafir) di dunia dan milik kalian di akhirat.” (Diriwayatkan Al-Bukhary, Muslim, Abu Daud, Ahmad, At-Tirmidzy, An-Nasa’y dan Ibnu Majah)
2)      Apa maksud dari perkataan Ibn Sina “Barang siapa sedikit makan dan minumnya, maka akan sedikit pula tidurnnya. Barang siapa sedikit tidurnya, maka akan terlihat jelas dan nyata berkah pada umur dan waktunya.”?
Jawab : Seseorang yang kekenyangan dikhawatirkan timbul sikap bermalas-malasan, sehingga dia sering menunda pekerjaan, dan rasa capek ketika mengeluarkan tenaga sedikit saja, serta  lalai dalam mengerjakan ibadat. Sedangkan mereka yang sedikit makan dan minumnya Insya Allah tidak berada dalam keadaan malas, tetap khusyuk dalam melaksanakan ibadat, dan fit menjalani aktivitas.
3)      Bagaimana kita tahu cara menentukan takaran 1/3 makanan yang harus dikonsumsi tubuh? Tubuh dan akal yang sehat akan merespon dengan baik jikalau makanan dan minuman yang kita konsumsi sudah terasa cukup. Ini sama halnya dengan anjuran untuk mengkonsumsi air oleh Institute of Medicine menyarankan pria untuk mengkonsumsi 3 liter (13 gelas) dan perempuan mengkonsumsi 2,2 liter (9 gelas) dari total minuman dalam sehari.
4)      Dimana letak perbedaan antara makan sedikit dengan kikir terhadap diri sendiri? Perbedaanya ada pada niatnya, jika orang makan sedikit karena kikir pada dirinya adalah semata-mata hanya ingin agar hartanya tidak berkurang, sedangkan makan sedikit yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah keinginan kita untuk mengikuti sunnah beliau dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
5)      Kapan ilmuwan mulai membuktikan bahwa makan/minum secukupnya memberikan dampak yang baik bagi tubuh kita?
Jawab : Dr. Alexis Carrel seorang dokter internasional dan pernah memperoleh penghargaan nobel dalam bidang kedokteran menegaskan bahwa dengan berpuasa dapat membersihkan pernafasan. Dan ilmu pengetahuan juga membuktikan bahwa dengan berpuasa, Lambung kita beristirahat, dan HCl dinetralkan oleh empedu, sehingga tukak lambung (penyakit maag) pun tidak muncul.
6)      Siapakah dapat kita contoh dari seorang pembesar yang hidup sederhana saat ini? Presiden Iran saat ini  Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya : "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"
Jawab: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:
"Ingat! kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."Ketika menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur karena ia lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.[1]

4. Menyantuni Kaum Duafa Beserta Orang Yang Pantas Diberi Santunan
2.1  PENGERTIAN KAUM DHUAFA
Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat.
Pengertian Kaum Dhuafa
·      Dari segi ekonomi : adalah mereka yang fakir dan miskin (tertekan keadaan) bukan malas.
·      Dari segi Fisik : adalah mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas).
·      Dari segi Otak : adalah mereka yang kurang cerdas (bukan karena malas)
·      Dari segi Sikap : adalah mereka yang terbelakanag (bukan karena malas)

2.2  PERINTAH UNTUK MENYANTUNI KAUM DHUAFA
Berikut adalah dalil tentang menyantuni kaum dhuafa yang terdapat dalam Al-Quran :
A.    Surat Al Isra’ Ayat 26 & 27
Ï

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI_aO5vhXXpz7vrPwdEJJQBIj8fmNbeU7UNgrNgQQJu4peFsrJGJCO5nA-nw0j7pQ68Z53aVqR7rxhyphenhyphenWut_xbyny0UfHuMNu-gXzaVWccbHuTPeR5D557HBL35X7DiOoje9WTFR0SLIi3u/s1600/al+isra.jpg


Artinya :
(26) Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
(27) Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.








B.     Surat Al-Baqarah 177
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpCzdCilUq1uMaS1ucqgvwNZYw83KcfRugAO0dPi2z0oNx9GfmHw84o4zzyGMEJNOWzFrmofTumDP4cz7w_H5qKfZpWz9DI-7sovsR0GswqUdGT972PE5sNWqWfdTTBIkLP6yqtRvew5kh/s1600/al+baqarah.jpg


(177) bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.



C.    Kandungan
Surat Al Isra’ ayat 26 dan 27
Pada ayat 26, dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang, cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong. Allah memrintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada orang tua saja, namun masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu kepada kerabat, orang miskin, dan orang terlantar.
Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sangat penurut kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam perkara yang tidak mengandung ketaatan.
Surat Al-Baqarah ayat 177
Pada ayat ini yang dimaksud dengan kebaikan adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut :
1.      Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
2.      Memberikan bantuan kepada anak yatim.
3.      Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan.
4.      Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
5.      Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
6.      Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan.
7.      Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya.
8.      Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian. Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hukum Allah (syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.

2.3  PENGERTIAN MENYANTUNI
            Maksud dari menyantuni kaum dhuafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk dhuafa, dan menurut para ulama menyantuni kaum dhuafa akan menyelamatkan diri kita dari api neraka. Untuk anak yatim, Islam memerintahkan kita untuk memeliharanya, memuliakannya dan menjaga hartanya sampai anak yatim tersebut dewasa, mandiri dan bisa mengurus hartanya sendiri. Untuk fakir miskin, kita harus menganjurkan orang untuk memberi makan.

2.4  PENERAPAN SIKAP DAN PERILAKU
Pencerminan terhadap Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan perilaku, antara lain sebagai berikut:
1.      Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2.      Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3.      Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4.      Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5.      Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

            Maksud dari menyantuni kaum duafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk duafa, kaum duafa sendiri ialah orang yang lemah dari bahasa Arab (duafa) atau orang yang tidak punya apa-apa, dan mereka harus disantuni bagi kewajiban muslim untuk saling memberi, itu sebagai bentuk  ibadah kepada Allah Swt. Perlu digaris bawahi, bahwa “memberi” tidak harus uang, tetapi bisa juga makanan atau barang yang dapat bermanfaat. Semisal saja barang yang diberikan digunakan untuk beribadah kepada Allah atau hal positif lainnya, maka tentunya kita juga akan terkena pahala yang sama.            
Ketika sebaliknya, dia dengan digunakan dalam hal yang buruk maka kita tidak akan mendapat               pahala buruk dari orang miskin itu insya Allah pahalanya tidak akan berkurang setelah memberi kepada         orang miskin tersebut.
Dan menurut para ulama menyantuni kaum duafa akan menyelamatkan diri kita dari api neraka, tapi     sekarang banyak manusia yang segan megeluarkan hartanya untuk berinfak pada kaum duafa. Namun      ada juga yang selalu membantu kaum dufa itu, dan yang disebut duafa bukan terbatas pada orang miskin,  tetapi juga juga bisa pada ; panti asuahan, membangun masjid, anak yang putus sekolah dan membiayai  pendidikannya, dan keluarga dekat serta orang yang sedang perjalanan.
Untuk anak yatim, Islam memerintahkan untuk memeliharanya, memuliakannya. tidak boleh berlaku     sewenang-wenang. Menjaga hartanya ( kalau ada), sampai anak yatim tersebut dewasa, mandiri dan         bisa mengurus hartanya.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Islam mengajarkan kita hidup sederhana, karena mengandung hikmah antara lain:Pertama, hidup sederhana akan membawa kita kepada kehidupan yang tenang dan harmonis, sebab dalam tuntunan hidup sederhana, kita dianjurkan untuk berbelanja sesuai kemampuan atau penghasilan hidup kita, tidak besar pasak daripada tiang, tidak harus mengada-adakan sesuatu yang di luar batas kemampuan kita. Karena memaksakan belanja yang kita tidak mampu membelinya, akan mengakibatkan penyesalan, kerugian dan lilitan utang. Dan sebaiknya dengan membiasakan berbelanja sesuai batas kemampuan dan sesuai keperluan, akan menjadikan hidup tenang dan tidak risau oleh lilitan utang.
Kedua, hidup sederhana, akan menghindarkan kita dari sikap hidup yang boros dan berlebih-lebihan, sebab hidup boros dan berlebihan itu mengakibatkan harta menjadi terbuang-buang (mubadzir) dan tersalurkan kepada sesuatu yang tidak semestinya, sehingga pada akhirnya akan membawa kepada kerugian dan penyesalan. Pola hidup yang sederhana akan menjadikan harta kita bermanfaat dan tersalurkan sesuai dengan haknya secara baik dan benar, dan kelak kita akan beruntung dan berbahagia. Dan lain-lain. 
Keinginan hidup mewah bukan hanya tampak di kalangan berada, melainkan juga di kalangan golongan yang secara ekonomis pas-pasan dan kurang mampu. Betapa seorang pedagang kecil yang hanya bisa hidup pas-pasan bersama keluarganya, telah menjual sisa barang warisan orang tuanya, untuk membiaya keperluan menunaikan ibadah haji. Dia berpikir tanpa pernah berhaji ke tanah suci, tidak akan terpandang di masyarakat sekitarnya. Kasus seperti di atas sekedar contoh, tentu tidak semua orang dalam kasus seperti itu berniat riya, namun jika setelah kembali dari beribadah haji dengan memaksakan menjual tanah, sawah, dan ladang, kemudian hidup dalam kondisi ekonomi yang lebih buruk
DAFTAR PUSTAKA
           

Abdullah Al-Qarni, Aidh bin. 2007. 391 Hadits Pilihan. Jakarta : Darul Haq.
Muhammad Alaydrus, Habib Syarief. 2009. Agar Hidup Selalu Berkah. Bandung PT. Mizan Pustaka.
Muhammad Kaamal, Abdul Aziz.2005. Fit dengan Menu Rasulullah. Bandung : PT. Mizan Media Utama
Sumber Internet :
Http://adanz-theashar.blogspot.com/2012/06/makalah-al-quran-hadits-tentang-
http://adanz-theashar.blogspot.com/2012/06/makalah-al-quran-hadits-tentang-pola.html
http://yunita-kusumawardani.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html



1 comment:

  1. No-Deposit Bonus - DrMCD
    No 창원 출장안마 Deposit Casinos · 1. SugarHouse · 2. DraftKings 이천 출장샵 · 3. 속초 출장마사지 BetMGM · 4. BetMGM. · 5. MGM Grand 안성 출장샵 · 6. Betway · 7. BetMGM · 하남 출장마사지 8. VBET.

    ReplyDelete