Monday 19 November 2018

Makalah Pola Hidup Sehat


   KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rosulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para pelajar. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu saya meminta masukannya demi perbaikan makalah saya dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
                                                                                                                                                            
Kragilan, 24 Agustus  2016

                                                                                                             Penyusun







DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2

BAB I    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
B.     Rumusan Masalah..................................................................................................................  3
C.     Tujuan..................................................................................................................................... 3

BAB II   ISI
A.    Hadits Tentang Pola Hidup Sederhana.................................................................................    4
B.     Penjelasan Hadits.................................................................................................................... 4
C.    Pertanyaan............................................................................................................................... 6
D.    Menyantuni Kaum Duafa Beserta Orang yang PantasDiberi Santunan.................................  7

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................   15





BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Setiap kaum muslimin dan muslimat selama ini senang berhura-hura dan berprilaku konsumtif. Saat ini mereka cenderung mengikuti hawa nafsu tanpa memperhitungkan bahwa itu perbuatan yang sia-sia dan merugikan. Untuk mengatasi perbuatan seseorang agar bernilai ibadah dan dapat mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat, maka dari itu pentingnya memahami dalil naqli dan aqli terutama dalam membentuk pola pikir hidup sederhana. Hidup sederhanan bukan berarti kita menjadi fakir, namun bagaimana kita bersikap tunduk atau tawadhu’ di hadapan Allah SWT.

B.     Rumusan  Masalah
1.         1. Bagaimana pandangan Agama Islam tentang pola hidup sederhana ?
2.         2. Mengapa kita sebagai seorang muslim dianjurkan untuk hidup sederhana ?
3. Bagaimana cara kita untuk mengaplikasikannya (pola hidu sederhana) dalam kehidupan sehari-hari ?
4.         4. Apa manfaat yang kita peroleh jika kita berpola hidup demikian ?

C.    Tujuan
          Adapun tujuan dasar dari penulisan ini adalah dalam rangka memenuhi nilai kognitif dan psikomotorik pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan untuk meningkatkan perilaku zuhud kita selama hidup di dunia fana ini melalui pendekatan dalil naqli dan aqli.

BAB II
ISI

1. Hadits tentang pola hidup sederhana

Hadits 1 :
“Dari Umar bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya ia berkata, rasulullah SAW bersabda : Makanlah dan minumlah, berpakaian, dan bersedekahlah, tanpa berlebihan dan tidak sombong.” (HR. Ahmad)
Hadits 2 :
“Dari Karimah al-Miqdad bin Ma’di kariba r.a, dia berkata, saya mendengar rasulullah SAW bersabda : Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah/bejana yang lebih buruk dari perutnya, sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup meneguhkan tulang rusuknya. Kalaupun dia harus mengisinya, maka 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman, dan 1/3 untuk bernafas.” (HR. Al Tirmidzi, Ibn Majah, dan Muslim)

2. PENJELASAN HADITS TENTANG  POLA HIDUP SEDERHANA.
Dalam Hadits ini Rasulullah menerangkan tentang sesuatu yang lebih buruk daripada mengisi perut dari sebuah bejana, yaitu mengisi perutnya dengan makanan sampai penuh. Dalam suatu riwayat mengatakan dari Aisyah r.a dari nabi Muhammad SAW beliau bersabda kepada orang yang minum dari bejana perak “seolah-olah api bergejolak di perutnya.” (HR. ahmad dan Ibnu Majah). Kemudian Allah berfirman dalam QS Al A’raf:31
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَايُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah yaitu buat menutupi auratmu di setiap memasuki masjid yaitu di kala hendak melakukan salat dan tawaf ,makan dan minumlah sesukamu dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).
Asbabun Nuzul ayat ini yaitu :
       Pada masa Jahiliyah, manusia yang mengerjakan haji hanya memakan makanan yang mengenyangkan      saja, tidak mengutamakan makanan yang dapat menambah gizi dan vitamin yang diperlukan oleh badan.       Dengan turunnya ayat ini, makanan dan minuman manusia itu harus disempurnakan dan diatur untuk              dipelihara kesehatannya. Dengan begitu manusia lebih kiat mengerjakan ibadat. (sumber : Tafsir/ Indonesia/    Jalalain/ Surah Al A’raaf ayat 31)

Larangan berlebih-lebihan itu mengandung beberapa arti, di antaranya:
1. Jangan berlebih-lebihan dalam makan dan minum itu sendiri. Sebab makan dan minum berlebih-lebihan dan melampaui batas akan mendatangkan penyakit. Kesehatan badan banyak hubungannya dengan makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang berlebih-lebihan membawa kepada kerusakan kesehatan. Lambung adalah sumber segala macam penyakit, maka dari itu Rasulullah memberikan anjuran yaitu sepertiga berisi makanan, sepertiga berisi air, dan sepertiga untuk bernapas. Jika lambung dalam keadaan penuh dengan makanan maka ia tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga kita akan mudah terserang penyakit,seperti kolesterol tinggi, kegemukan, dll. Kesemuaannya ini bisa terjadi bila dilakukan terus menerus atau keseringan, bahkan para sahabat Rasulullah pernah makan berulang-ulang di hadapan beliau hingga mereka kenyang. Sungguh Abu Hurairah r.a sendiri telah meminum susu di hadapan Nabi SAW, sehingga beliau bersabda, “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak melihat adanya mudharat baginya.” (sumber: HR Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari, bagian Al-Riqaq, bab Kaifa kana ‘aisy al-Nabi SAW. Diriwayatkan  pula oleh Imam Ahmad dalam musnadnya 1/408) .
Selain melarang berlebih-lebihan dalam makan dan minum, Allah juga tidak berkenan jika kita dalam keadaan kekurangan, atau lalai dalam mengkonsumsi apa yang dibutuhkan organ tubuh. Karena dapat menimbulkan anemia, melemahnya struktur otot dan massa tulang, serta melemahnya kekebalan tubuh.
Seorang Ibn Sina pernah berkata “Berkah dan Hikmah dari Allah tidak akan masuk ke dalam perut yang sudah penuh dengan makanan. Barang siapa sedikit makan dan minumnya, maka akan sedikit pula tidurnnya. Barang siapa sedikit tidurnya, maka akan terlihat jelas dan nyata berkah pada umur dan waktunya.”
2. Jangan berlebih-lebihan dalam berbelanja untuk membeli makan atau minuman karena 
    mendatangkan kerugian dan akhirnya akan menghadapi kerugian kalau pengeluaran lebih besar dari               pendapatan, akan menimbulkan utang yang banyak. Oleh sebab itu manusia harus berusaha supaya               jangan besar pasak dari tiang. 
3. Termasuk berlebih-lebihan juga kalau sudah berani memakan dan meminum    yang diharamkan Allah.  
3. PERTANYAAN
1)      Mengapa minum dari bejana perak tidak boleh ? sedangkan kehidupan Nabi-Nabi yang mewah dahulu seperti Nabi Sulaiman a.s yang makan dan minum dari bejana perak? Jelaskan!
Jawab : Nash hadits sudah jelas melarangnya begitu juga dengan ijma’ para ulama. Bejana di sini baik murni seluruhnya terbuat dari emas dan perak, atau dia mengandung emas dan perak atau bahkan yang bagian luarnya dilapisi dengan emas dan perak, kecuali hanya berupa tambalan. Setiap orang muslim harus mewaspadai apa-apa yang diharamkan Allah, tidak berlebih-lebihan, tidak boros dan bermain-main dengan harta. Jika dia mempunyai harta yang banyak dan rezkinya lapang, lebih baik menshadaqahkannya kepada fakir miskin. Nabi Sulaiman a.s tidak hidup di zaman Rasulullah SAW maka hukumnya belum berlaku saat itu. Sesungguhnya Allah Maha pengampun.
“Janganlah kalian minum di bejana emas dan perak, janganlah kalian makan di piring emas dan perak, karena emas dan perak itu milik mereka (orang-orang kafir) di dunia dan milik kalian di akhirat.” (Diriwayatkan Al-Bukhary, Muslim, Abu Daud, Ahmad, At-Tirmidzy, An-Nasa’y dan Ibnu Majah)
2)      Apa maksud dari perkataan Ibn Sina “Barang siapa sedikit makan dan minumnya, maka akan sedikit pula tidurnnya. Barang siapa sedikit tidurnya, maka akan terlihat jelas dan nyata berkah pada umur dan waktunya.”?
Jawab : Seseorang yang kekenyangan dikhawatirkan timbul sikap bermalas-malasan, sehingga dia sering menunda pekerjaan, dan rasa capek ketika mengeluarkan tenaga sedikit saja, serta  lalai dalam mengerjakan ibadat. Sedangkan mereka yang sedikit makan dan minumnya Insya Allah tidak berada dalam keadaan malas, tetap khusyuk dalam melaksanakan ibadat, dan fit menjalani aktivitas.
3)      Bagaimana kita tahu cara menentukan takaran 1/3 makanan yang harus dikonsumsi tubuh? Tubuh dan akal yang sehat akan merespon dengan baik jikalau makanan dan minuman yang kita konsumsi sudah terasa cukup. Ini sama halnya dengan anjuran untuk mengkonsumsi air oleh Institute of Medicine menyarankan pria untuk mengkonsumsi 3 liter (13 gelas) dan perempuan mengkonsumsi 2,2 liter (9 gelas) dari total minuman dalam sehari.
4)      Dimana letak perbedaan antara makan sedikit dengan kikir terhadap diri sendiri? Perbedaanya ada pada niatnya, jika orang makan sedikit karena kikir pada dirinya adalah semata-mata hanya ingin agar hartanya tidak berkurang, sedangkan makan sedikit yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah keinginan kita untuk mengikuti sunnah beliau dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
5)      Kapan ilmuwan mulai membuktikan bahwa makan/minum secukupnya memberikan dampak yang baik bagi tubuh kita?
Jawab : Dr. Alexis Carrel seorang dokter internasional dan pernah memperoleh penghargaan nobel dalam bidang kedokteran menegaskan bahwa dengan berpuasa dapat membersihkan pernafasan. Dan ilmu pengetahuan juga membuktikan bahwa dengan berpuasa, Lambung kita beristirahat, dan HCl dinetralkan oleh empedu, sehingga tukak lambung (penyakit maag) pun tidak muncul.
6)      Siapakah dapat kita contoh dari seorang pembesar yang hidup sederhana saat ini? Presiden Iran saat ini  Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya : "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"
Jawab: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:
"Ingat! kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."Ketika menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur karena ia lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.[1]

4. Menyantuni Kaum Duafa Beserta Orang Yang Pantas Diberi Santunan
2.1  PENGERTIAN KAUM DHUAFA
Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat.
Pengertian Kaum Dhuafa
·      Dari segi ekonomi : adalah mereka yang fakir dan miskin (tertekan keadaan) bukan malas.
·      Dari segi Fisik : adalah mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas).
·      Dari segi Otak : adalah mereka yang kurang cerdas (bukan karena malas)
·      Dari segi Sikap : adalah mereka yang terbelakanag (bukan karena malas)

2.2  PERINTAH UNTUK MENYANTUNI KAUM DHUAFA
Berikut adalah dalil tentang menyantuni kaum dhuafa yang terdapat dalam Al-Quran :
A.    Surat Al Isra’ Ayat 26 & 27
Ï

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI_aO5vhXXpz7vrPwdEJJQBIj8fmNbeU7UNgrNgQQJu4peFsrJGJCO5nA-nw0j7pQ68Z53aVqR7rxhyphenhyphenWut_xbyny0UfHuMNu-gXzaVWccbHuTPeR5D557HBL35X7DiOoje9WTFR0SLIi3u/s1600/al+isra.jpg


Artinya :
(26) Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
(27) Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.








B.     Surat Al-Baqarah 177
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpCzdCilUq1uMaS1ucqgvwNZYw83KcfRugAO0dPi2z0oNx9GfmHw84o4zzyGMEJNOWzFrmofTumDP4cz7w_H5qKfZpWz9DI-7sovsR0GswqUdGT972PE5sNWqWfdTTBIkLP6yqtRvew5kh/s1600/al+baqarah.jpg


(177) bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.



C.    Kandungan
Surat Al Isra’ ayat 26 dan 27
Pada ayat 26, dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang, cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong. Allah memrintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada orang tua saja, namun masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu kepada kerabat, orang miskin, dan orang terlantar.
Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sangat penurut kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam perkara yang tidak mengandung ketaatan.
Surat Al-Baqarah ayat 177
Pada ayat ini yang dimaksud dengan kebaikan adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut :
1.      Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
2.      Memberikan bantuan kepada anak yatim.
3.      Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan.
4.      Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
5.      Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
6.      Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan.
7.      Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya.
8.      Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian. Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hukum Allah (syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.

2.3  PENGERTIAN MENYANTUNI
            Maksud dari menyantuni kaum dhuafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk dhuafa, dan menurut para ulama menyantuni kaum dhuafa akan menyelamatkan diri kita dari api neraka. Untuk anak yatim, Islam memerintahkan kita untuk memeliharanya, memuliakannya dan menjaga hartanya sampai anak yatim tersebut dewasa, mandiri dan bisa mengurus hartanya sendiri. Untuk fakir miskin, kita harus menganjurkan orang untuk memberi makan.

2.4  PENERAPAN SIKAP DAN PERILAKU
Pencerminan terhadap Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan perilaku, antara lain sebagai berikut:
1.      Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2.      Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3.      Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4.      Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5.      Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

            Maksud dari menyantuni kaum duafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk duafa, kaum duafa sendiri ialah orang yang lemah dari bahasa Arab (duafa) atau orang yang tidak punya apa-apa, dan mereka harus disantuni bagi kewajiban muslim untuk saling memberi, itu sebagai bentuk  ibadah kepada Allah Swt. Perlu digaris bawahi, bahwa “memberi” tidak harus uang, tetapi bisa juga makanan atau barang yang dapat bermanfaat. Semisal saja barang yang diberikan digunakan untuk beribadah kepada Allah atau hal positif lainnya, maka tentunya kita juga akan terkena pahala yang sama.            
Ketika sebaliknya, dia dengan digunakan dalam hal yang buruk maka kita tidak akan mendapat               pahala buruk dari orang miskin itu insya Allah pahalanya tidak akan berkurang setelah memberi kepada         orang miskin tersebut.
Dan menurut para ulama menyantuni kaum duafa akan menyelamatkan diri kita dari api neraka, tapi     sekarang banyak manusia yang segan megeluarkan hartanya untuk berinfak pada kaum duafa. Namun      ada juga yang selalu membantu kaum dufa itu, dan yang disebut duafa bukan terbatas pada orang miskin,  tetapi juga juga bisa pada ; panti asuahan, membangun masjid, anak yang putus sekolah dan membiayai  pendidikannya, dan keluarga dekat serta orang yang sedang perjalanan.
Untuk anak yatim, Islam memerintahkan untuk memeliharanya, memuliakannya. tidak boleh berlaku     sewenang-wenang. Menjaga hartanya ( kalau ada), sampai anak yatim tersebut dewasa, mandiri dan         bisa mengurus hartanya.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Islam mengajarkan kita hidup sederhana, karena mengandung hikmah antara lain:Pertama, hidup sederhana akan membawa kita kepada kehidupan yang tenang dan harmonis, sebab dalam tuntunan hidup sederhana, kita dianjurkan untuk berbelanja sesuai kemampuan atau penghasilan hidup kita, tidak besar pasak daripada tiang, tidak harus mengada-adakan sesuatu yang di luar batas kemampuan kita. Karena memaksakan belanja yang kita tidak mampu membelinya, akan mengakibatkan penyesalan, kerugian dan lilitan utang. Dan sebaiknya dengan membiasakan berbelanja sesuai batas kemampuan dan sesuai keperluan, akan menjadikan hidup tenang dan tidak risau oleh lilitan utang.
Kedua, hidup sederhana, akan menghindarkan kita dari sikap hidup yang boros dan berlebih-lebihan, sebab hidup boros dan berlebihan itu mengakibatkan harta menjadi terbuang-buang (mubadzir) dan tersalurkan kepada sesuatu yang tidak semestinya, sehingga pada akhirnya akan membawa kepada kerugian dan penyesalan. Pola hidup yang sederhana akan menjadikan harta kita bermanfaat dan tersalurkan sesuai dengan haknya secara baik dan benar, dan kelak kita akan beruntung dan berbahagia. Dan lain-lain. 
Keinginan hidup mewah bukan hanya tampak di kalangan berada, melainkan juga di kalangan golongan yang secara ekonomis pas-pasan dan kurang mampu. Betapa seorang pedagang kecil yang hanya bisa hidup pas-pasan bersama keluarganya, telah menjual sisa barang warisan orang tuanya, untuk membiaya keperluan menunaikan ibadah haji. Dia berpikir tanpa pernah berhaji ke tanah suci, tidak akan terpandang di masyarakat sekitarnya. Kasus seperti di atas sekedar contoh, tentu tidak semua orang dalam kasus seperti itu berniat riya, namun jika setelah kembali dari beribadah haji dengan memaksakan menjual tanah, sawah, dan ladang, kemudian hidup dalam kondisi ekonomi yang lebih buruk
DAFTAR PUSTAKA
           

Abdullah Al-Qarni, Aidh bin. 2007. 391 Hadits Pilihan. Jakarta : Darul Haq.
Muhammad Alaydrus, Habib Syarief. 2009. Agar Hidup Selalu Berkah. Bandung PT. Mizan Pustaka.
Muhammad Kaamal, Abdul Aziz.2005. Fit dengan Menu Rasulullah. Bandung : PT. Mizan Media Utama
Sumber Internet :
Http://adanz-theashar.blogspot.com/2012/06/makalah-al-quran-hadits-tentang-
http://adanz-theashar.blogspot.com/2012/06/makalah-al-quran-hadits-tentang-pola.html
http://yunita-kusumawardani.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html



Makalah Akuntansi


   KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rosulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para pelajar. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu saya meminta masukannya demi perbaikan makalah saya dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
                                                                                                                                                            
Kragilan, Agustus  2016

                                                                                                             Penyusun






DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………..............................…….. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang…………………………………………..................……………………. .. 3
B.  Tujuan ……………………………………………………..................……………….…… 3
C.  Rumusan Masalah ………………………………………...................…………………..… 3
BAB II
ISI

1.      PERUSAHAAN DAGANG ………………………….……………………………. 4
2.      KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG ……...………………………... 7
3.      PENCATATAN TRANSAKSI AKUNTANSI .................................................. 8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………………………................. 13
Saran- saran …………………………………………………………………………................. 13









BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen dalam rangka membahasas tentang Akuntansi Perusahaan Dagang. Makalah ini membahas tentang Asuransi Perusahaan Dagang, Karakteristik Akuntansi Perusahaan Dagang, Macam – macam Perusahaan Dagang, Transaksi – transaksi dalam Perusahaan Dagang dll. Makalah ini disusun berdasarkan pemahaman penulis tentang Akuntansi Perusahaan Dagang dan Macam – macam Transaksi serta bagaimana mencatat transaksi yang terjadi didalam perusahaan. Bila dikaitkan dengan dunia perusahaan didalam suatu perusahaan diperlukannya konsep yang melandasi pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, nilai, kepuasan dan mutu, pertukaran, transaksi, dahn hubungan dengan pasar.
Dalam dunia usaha apapun termasuk dalamnya usaha dagang, peran akuntansi adalah sangat strategis, sebaik apapun output dari suatu kegiatan usaha tidak diimbangi oleh sistem pencatatan akuntansi keunagan yang handal, maka tidak akan berarti apapun.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Yang menjadi maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu Perusahaan Dagang
2. Untuk mengetahui karakteristik apa saja dalam sebuah perusahaan
3. Untuk mengetahui bagaimana proses pencatatan transaksi yang terjadi dalam Perushaan Dagang
C. RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi Perumusan Masalah makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan perusahaan dagang ?
2. Karakteristik apa saja dalam sebuah perusahaan dagang ?
3. Bagaimana pencatatan transaksi akuntasi yang terjadi dalam perusahaan dagang ?





BAB II
PEMBAHASAN

1. PERUSAHAAN DAGANG
A. Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan Dagang adala perusahaan yang kegiayan usahanya membeli barang dengan tujuan menjualnya kembali tanpa memprosesnya lebih dulu
Contoh – contoh perusahaan dagang antara lain : Toko, Supermarket, Grosir, Pusat – pusat Perbelanjaan, Perusahaan Ekspor-Impor dan lain – Lain.
B. Ciri – ciri Perusahaan Dagang
1. Pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan
2. Biaya utamanya berasal dari harga pokok barang yang terjual dan biaya usaha lainya
3. Dalam akuntansinya terdapat akun persediaan barang
4. Sebagai perantara antara produsen dan konsumen
5. Antara barang yang dibeli dan barang yang dijual tidak ada perubahan
6. Tujuan utamanya mencari lada dengan menjual barang dengan harga lebih tinggi dibanding harga belinya.
C. Ciri – ciri khas Akun Perusahaan Dagang adalah sebagai berikut :
1. Akun Pembelian (D)
Terjadi karena perusahaan membeli barang dagang dengan tujuan dijual kembali. Pembelian ini dapat dilakukan dengan pembelian tunai, kredit dan sebagian pembayaran.

2. Akun Penjualan (K)
Terjadi karena perusahaan menjual barang barang dagang yang diperoleh dari pemasok bertujuan untuk memperoleh laba. Penjulan dilakukan dengan cara tunai, kredit dan dengan sistem uang muka yang sisanya dapat diangsur dengan syarat pembayaran dan syarat penyerahan. Dasar pencatatannya dengan faktur jika kredit dan bukti penerimaan kas jika tunai.
3. Akun Potongan Pembelian (K)
Terjadi karena penjual memberikan potongan kepada pembeli, dengan tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh tempo. Selama masih dalam masa potongan, maka utang yang dibayar adalah harga faktur dikurangi denagan potongan yang diterima.
4. Akun Potongan Penjualan
Merupakan pencatatan atas potongan yang diberikan oleh penjual bertujuan agar tagihannya dapat segera dilunasi. Jadi, jumlah yang diterima oleh penjual sebesar jumlah tagihan dikurangi potongan yang diberikan.
5. Akun Rektur Pembelian
terjadi karena pembeli mengembalikan senagian barang yang telah dibeli atau sebagian rusak dan tidak sesuai pesanan. Jika dibeli secara tunai maka penjual akan memgembalikan besarnya retur dengan tunai juga. Tetapi jika secara kredit maka besarnya retur akan mengurangi harga fakturnya.
6. Akun Retur Penjualan
Terjadi karena penjual menerima kembali sebagian barang yang telah dijual karena mutunya tidak sesuai pesanan. Pengembalian ini akan mengurangi tagihan kepada pembeli.
7. Akun Biaya Angkut
Terjadi ketika pembeli harus membayar ongkos agar barang yang dibeli samapai kegudang pembeli. Dengan demikian harga perolehanya terdiri dari harga beli barang ditambah beban angkutnya.
8. Akun Biaya Pengiriman
Terjadi karena penjual mengirim barang dari penjual sampai ditempat pembeli, karena pada saat transaksi jual beli telah dicantumkan dalam syarat penyerahan bahwa penjual menanggung ongkos kirim.
9. Akun Persedian
Merupakan nilai persediaan barang dagangyang belum terjual pada akhir periode akuntansi.
10. Akun Utang Dagang
Terjadi karena masih terdapat sisa pembayaran dari suatu pembelian oleh suatu perusahaan dagang.
11. Akun Piutang Usaha
Digunakan untuk mencatat sisa-sisa harga pembelian yang dilakukan oleh pembeli atau semua sisa harga penjualan yang belum dibayarkan.
12. Akun Harga Pokok Penjualan (HPP)
Untuk menapung harga pokok/harga beli barang yang dijual dalam suatu periode akuntansi.
Ø Format harga pokok barang yang dibeli
Pembelian
Retur pembelian
Potongan pembelian
Rp……….
Rp………. + Rp……….
Rp………. –
Pembelian bersih
Ditambah beban angkut pembelian Rp……….
Rp………. +
Harga pokok barang yang dibeli Rp……….
Ø Format pokok penjualan
Persediaan barang dagangan (awal Periode)
Pembelian
Retur pembelian
Potongan pembelian
Rp……….
Rp………. Rp……….
Rp……….
Pembelian bersih (hasil pembelian – Retur + Potongan)
Beban angkut Rp………
RP……… +
Harga pokok barang yang dibeli
Barang dagangan tersedia unuk dijual
Persediaan barang dagangan (akhir periode)
Rp………
Rp………
Rp……… –
Harga poko penjualan
Rp………
13. Akun Prive
Adalah akun yang digunakan untuk mencatat setiap pengambilan kas yang dilakukan oleh pemilik perusahaan yang sifatnya untuk keperluan pribadi.
14. Akun Pendapatan Usaha
Digunakan untuk mencatat hasil dari penjualan perusahaan, yang berupa kas ataupun piutang
15. Akun Persedian Barang Dagang
Digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang awal dan akhir periode. Akun ini juga menjelaskan tentang perubahan modal antara awal sampai dengan akhir peride.



2. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG
a. Macam –Macam Perusahaan Dagang
– Pedagang Besar (Whole Saler) adalah pedagang yang membeli barang dari pabrik kemudian menjualnya kepada pedagang kecil.
– Pedagang Kecil (Retailer) adalah pedagang yang membeli barang dari pedagang besar kemudian menjualnya kepada konsumen.
b. Kegiatan Usaha / Operasional meliputi :
– Membeli barang dagangan
– Menyimpan barang dagangan sebelum dijual
– Menjual barang dagangan
c. Pendapatan Usaha/ Operasinal
Yang merupakan pendapatan usaha dari perusahaan dagang adalah penjualan barang dagangan, sedangakan pendapatan yang diperoleh dari luar usaha dagang disebut pendapatan diluar usaha.
d. Beban Utama
– Harga pokok barang dagangan yang telah lau dijual
– Beban usaha/operasional terbagi 2 :
Ø Beban penjualan
Ø Beban umum dan administrasi
e. Transaksi Perusahaan Dagang
– Pembelian
– Biaya angkut pembelian
– Retur pembelian dan pengurangan harga
– Potongan pembelian
– Penjualan
– Retur penjualan dan pengurangan harga
– Potongan penjualan
– Pengeluaran
– Penerimaan
– Syarat pembayaran
– Syarat penyerahan barang
f. Syarat Penyerahan Barang
– FOB Shipping Point
Free Onboard Shipping Point berarti pembeli harus menangung biaya pengiriman barang dari gudang penjual kegudangnya sendiri.
– FOB Destination Point
Free Onboard Destination Point berarti penjual yang harus menanggung beban
– Cost, Freight and Insurance
Berarti penjual harus menanggung beban pengiriman dan asuransi kerugian atas barang yang di jualnya.
g. Syarat – Syarat Pembayaran
– n/60 artinya pembeli hanya diberi waktu kredit selama 60 hari
– 2/10, n/30 artinya pembeli hanya diberi waktu kredit selama 30 hari, dan bila dapat membayar paling lambat 10dari tanggal jual beli akan diberi potongan 2%
– EOM artinya pembeli hanya diberi waktu kredit paling lambat aakhir bulan
– N/5, EOM artinya pembeli diberi waktu kredit sampai 5 hari setelah akhir bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
3. PENCATATAN TRANSAKSI AKUNTANSI
a. Jurnal Umum
Adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan waktu terjadinya) dengan menunjukan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing – masing.
Pencatatan transaksi kedalam jurnal umum
1. Pembelian barang dagang
– Pembelian tunai
Dijurnal dengan :
Pembelian (D) Rp…….
Kas (K) Rp…….
– Pembelian kredit
Dijurnal dengan :
Pembelian (D) Rp……
Utang Dagang (K) Rp…..
– Pembelian dengan sebagian dibayar
Dijurnal dengan:
Pembelian (D) Rp……..
Kas (K) Rp…….
Utang Dagang (K) Rp……
2. Biaya Angkut Pembelian
Dikeluarkan untuk ongkos angkut barang dagangan yang dibeli
Dijurnal dengan :
Biaya Angkut Pembelian (D) Rp…….
Kas (K) Rp…….

3. Retur Pembelian dan Pengurangan Harga (PH)
Dijurnal dengan :
Utang Dagang (D) RP……..
Retur Pembelian dan PH (K) Rp……
4. Potongan Pembelian
– Pembelian tunai
Dijurnal dengan :
Pembelian (D) Rp……..
Kas (K) Rp…….
Potongan Pembelian (K) Rp…….
– Pembelian kredit
Dijurnal dengan :
Utang Dagang (D) Rp……..
Kas (K) Rp……..
Potongan Pembelian (K) Rp…….
5. Penjualan
– Pejualan tunai
Dijurnal dengan :
Kas (D) Rp……..
Penjualan (K) Rp…..
– Penjualan kredit
Dijurnal dengan :
Hutang Dagang (D) Rp……..
Penjualan (K) Rp……..

– Penjualan Sebagian Diterima
Dijurnal dengan :
Kas (D) Rp…….
Hutang Dagang (K) Rp…..
Penjualan (K) Rp…….
6. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga (PH)
– Penjualan dan PH tunai
Dijurnal dengan :
Retur Penjualan dan PH (D) Rp…….
Kas (K) Rp…….
– Penjualan dan PH kredit
Dijurnal dengan :
Retur Penjualan dan PH (D) Rp…….
Hutang Dagang (K) Rp……..
7. Potongan Penjualan
– Potongan penjualan tunai
Dijurnal dengan :
Potongan Penjualan (D) Rp…….
Kas (K) Rp…….
– Potongan Penjualan kredit (dapat terjadi bersamaan dengan penerimaan piutang)
Dijurnal dengan :
Kas (D) Rp…….
Potongan Penjualan (D) Rp…….
Piutang Dagang (K) Rp……
b. Jurnal Khusus
Adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi – transaksi keuangan yang sejenis yang sering kali terjadi sesuai dengan urutan waktu terjadinya.
Macam – Macam Jurnal Khusus
1. Jurnal Khusus Pengeluaran Kas
Adalah pegeluaran uang dari Kas untuk kegiatan perusahaan. Misalnya Pembayaran Atas Pembelian Tunai, Pembayaran Utang dan Pembayaran Beban.
Format Jurnal Khusus Pengeluaran Kas
Nama Perusahaan Dagang
Jurnal Khusus
Periode
Tgl Keterangan Ref Perkiraan Debet Perkiraan kredit
Utang Pembelian beban Lain-lain Potongan pembelian Kas
Contoh :
– 1 Des, dibayar atas pembelian pada bulan Nov kepada CV. Panuntun Mulia Rp. 1.500.000,-
– 10 Des, dibeli barang secara tunai dari Fa. Seruni Semarang Rp. 5.000.000,-
Dijurnal dengan :
Des 1 Utang dagang (D) Rp. 1.500.000,-
Kas (K) Rp. 5.000.000,-
Des 10 Pembelian (D) Rp. 5.000.000,-
Kas (K) Rp. 5.000.000,-
2. Jurnal Khusus Penerimaan Kas
Adalah penerimaan uang dari hasil kegiatan perusahaan. Misalnya Penerimaan Atas Penjualan Tunai, Penerimaan Utang dan Penerimaan Pendapatan.
Format Jurnal Khusus Penerimaan Kas
Nama Perusahaan Dagang
Jurnal Khusus
Periode
Tgl Keterangan Ref Perkiraan Debet Perkiraan Kredit
Kas Potongan Penjualan Piutang Lain – lain
Contoh :
– 5 Des, dijual secara tunai kepada Toko Serba Ada 100 Cengkeh @ Rp.45.000,-
– 15 Des, diterima dari Fa. Sapu Jagad atas pelunasan utangnya Rp. 3.000.000,-
– 20 Des, diterima dari CV. Adil Makmur Rp. 500.000,- atas bunga yang jatuh tempo
Dijurnal dengan :
Des 5 Kas (D) Rp. 45.000,-
Penjualan (K) Rp. 45.000,-
Des 15 Kas (D) Rp. 3.000.000,-
Piutang Dagang (K) Rp. 3.000.000,-
Des 20 Kas (D) Rp. 500.000,-
Pendapatn Bunga (K) Rp. 500.000,-
3. Jurnal Khusus Penjualan
Digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan dengan syarat kredit, yaitu penjualan menimbulkan hak tagihan kepada pelangan.
Format Jurnal Khusus Penjualan
Nama Perusahaan Dagang
Jurnal Khusus
Periode
Tgl Keterangan Ref Perkiraan Debet
Piutang Lain – lain
4. Junal Khusus Pembelian
Digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan syarat kredit, yaitu pembelian menimbulkan kewajiabn atau utang kepada pemasok.
Format Junal Khusus Pembelian
Nama Perusahaan Dagang
Jurnal Khusus
Periode
Tgl Keterangan Ref Perkiraan Debet
Utang Lain – lain
Keterangan :
(D) = Penulisan dikolom Debet
(K) = Penulisan dikolom Kredit



c. Sistem Persediaan Barang Dagang
1. Sistem Persediaan Periodik
– Tidak memberikan catatan yang kontinyu mengenai barang dagang yang dibeli dan dijual
– Persediaan dihitung sekurang – kurangnya satu tahun sekali
– Digunakan untuk barang yang relatif tidak mahal
2. Sistem Persediaan Perpetual
– Memberikan catatan yang kontinyu mengenai barang dagang yang dibeli dan dijual
– Persedian dihitung sekurang – kurangnya satu tahun sekali
– Digunakan untuk setiap jenis barang.

















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa perusahaan dagang adalah perusahaan yangkegiatan usahanya perusahaan membeli barang dengan tujuanmenjualnya kembali, tanpa memprosesnya lebih dahulu. Oleh karena itu didalam menjalankan sebuah perusahaan haruslah memperhatikan berbagai karakteristik yang ada serta cara yang tepat dalam melakukan pencatatan transaksi yang ada.
B.     SARAN

Melalui pembuatan Makalah ini, maka penulis mengharapkan agar setiap perusahaan yang ingin menjalankan usahanya harus memperhatikan aspek – aspek pendukung yang dianggap perlu dan penting guna tercapainya suatu tujuan perusahaan yang ingin dicapai.